Selasa, 15 September 2009

NEGERI JIRAN, BELAJARLAH KE LOMBOK

Di Lombok - Nusa Tenggara Barat, ada iklan pariwisata seperti ini: Di Bali anda bisa melihat Bali, di Lombok anda bisa melihat Lombok dan Bali. Ya, memang demikian. Di Lombok kita bisa mengunjungi dan melihat keindahan alam yang menakjubkan (Pantai Senggigi, Pantai Kuta - Lombok, Tanjung An, Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak, Gili Trawangan, dll.), keindahan budaya masyakarakat Sasak, warga asli pulau Lombok (tenun ikat, kerajian ukiran, seni tari perang prisean, seni musik gendang beleq, bau nyale, dll.); bersamaan itu pula kita bisa melihat keindahan budaya Bali yang "ditampilkan" warga keturunan Bali yang kebanyakan tinggal di belahan barat pulau Lombok.  Jadi, di Lombok kita juga bisa melihat sepinya Nyepi, upacara ngaben, dan bentuk-bentuk budaya Bali lainnya.
Sungguh suatu kecerdikan sekaligus kearifan yang luar biasa dalam iklan tersebut. Cerdik karena memanfaatkan secara bertanggungjawab potensi Bali untuk menyedot wisatawan datang ke Lombok. Arif karena masyarakat dan pemerintah di Lombok tidak melakukan claim atas budaya yang berasal dari suku lain.
Mengapa negeri jiran tidak belajar cerdik dan arif seperti itu? Misalnya membuat iklan pariwisata seperti ini: Di Indonesia anda bisa melihat Indonesia, di negeri kami anda bisa melihat negeri kami dan Indonesia sekaligus. Jika iklan pariwisatanya seperti ini mestinya tak akan ada keberatan bangsa kita, bahkan mungkin ikut berbangga, karena negeri kita dihargai keberadaannya dan nilai lebihnya. Jadi, bagaimana saudara-saudara di negeri jiran, apakah kita bisa hidup bersama dengan lebih cerdik dan arif?

Keterangan:
Foto/image diunduh dari internet, dengan segala permohonan ijin kepada pemiliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar